dimanakita.com – Kualitas udara di Jakarta saat ini dikatakan buruk dan memprihatinkan, area seperti Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi juga dipenuhi oleh polusi udara. Buruknya kualitas udara berakibat pada meningkatnya gangguan pernapasan akut, banyak masyarakat Indonesia mengeluh batuk-batuk dalam waktu yang cukup lama
Berdasarkan data Air Quality Index (AQI) di Jakarta meningkat, sepanjang tahun 2023 berjalan kualitas udara di Jakarta masuk ke dalam kategori tidak sehat dengan skor indeks 154.
Tak sedikit masyarakat ibu kota yang mencari tempat refreshing di saat kondisi polusi udara yang tinggi. Oleh sebab itu, banyak masyarakat perkotaan mencari tempat dengan udara yang segar untuk sementara, salah satunya dengan mengunjungi alam terbuka. Tetapi apakah wisata alam yang dipenuhi pepohonan hijau terjamin bebas polusi?
Menjawab persoalan tersebut, dikutip dari Kompas.com, pihak Atmospheric Scientist Nafas Indonesia, Dinda Shabrina mengatakan, wisata alam terbuka di Jabodetabek tidak sepenuhnya bebas dari polusi.
“alam terbuka pun belum tentu bebas polusi jika masih ada sumber polusi di sekitarnya, contoh: pembakaran sampah atau lahan. Walaupun banyak pohon, sebenarnya pohon tidak begitu efektif untuk membersihkan polusi PM2.5,” tutur Dinda.
Berdasarkan laporan Nafas Buka Data, rata-rata indeks polusi di Jabodetabek selama Juli 2023 terpantau tinggi. Banyak wilayah di Jabodetabek mengalami peningkatan polusi sepanjang Juli 2023, yaitu sebesar 5% – 9% lebih tinggi dibandingkan Juni 2023.
Nafas Indonesia membeberkan bahwa persentase udara tidak sehat paling tinggi ditempati oleh tangerang selatan yaitu 47%, disusul oleh Bekasi 44%, Bogor 39%, Tangerang 35%, Depok 33%, dan DKI Jakarta 24%.
Diketahui PM2.5 merupakan ukuran partikel padat dari polusi udara berukuran mikro yang kurang dari 2,5 mikrometer, atau 36 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir. Lantaran ukuran yang sangat kecil tersebut tidak dapat disaring tubuh yang bisa membahayakan kesehatan.
Pohon kurang efektif membersihkan polusi udara
Dari akun instagram @nafasidn, pohon tidak bisa menyaring polusi non gas karena daun tidak bisa menyaring polusi PM2.5. Dari hasil penelitian US EPA, pepohonan hanya mampu mengurangi konsentrasi polusi PM.25 hanya sebesar 0,24%.
Sehingga partikel polusi tersisa akan melayang di udara dan sebagian ada yang mengkristal dan menetap di permukaan tumbuhan.
Perlu diketahui kondisi atmosfer sifatnya dinamis atau berubah setiap saat, sehingga bisa saja pada pagi hari buruk, kemudian berubah membaik.
“Jadi, terus pantau kualitas udara setiap saat, karena sangat bisa berubah setiap saat,” tambahnya.
Wow, awesome blog format! How lengthy have you been running a blog
for? you made blogging glance easy. The entire look
of your website is magnificent, let alone the content material!
You can see similar here sklep internetowy